1. Congklak
Permainan
yang punya nama lain seperti congkak, dakon dan berbagai nama lainnya
ini sekilas terlihat sederhana. Dua pemain duduk berhadapan dan mengatur
strategi dalam berlomba mengisi lobang besar di sisi kanan
masing-masing pemain. Untuk memainkan congklak biasanya digunakan papan
khusus dengan dua baris lubang yang masing-masing berjumlah tujuh dan
dua lubang besar untuk masing-masing pemain. Tiap lubang, kecuali lubang
besar diisi 7 biji yang terbuat dari cangkang kerang, batu-batuan, atau
biji-bijian. Kedua pemain memulai dengan memilih satu lubang yang
satu-persatu isinya diletakkan di lubang sebelah kanan dengan tujuan
untuk mengisi lubang besar milik masing-masing pemain. Jika biji habis
di sisi pemain lawan, maka pemain harus menunggu giliran sampai lawan
kehabisan bijinya. Permainan selesai bila semua biji sudah masuk ke
lubang besar kedua pemain.
2. Gobak Sodor
Permainan
asli Indonesia ini punya beberapa nama seperti galasin atau gobak
sodor, tapi yang pasti permainan seru ini butuh kecepatan dan kegesitan
para pemainnya. Dua tim yang terdiri dari 3 sampai 5 orang harus
mengundi siapa yang akan bertahan dan menyerang. Tapi permainan ini
tidak menggunakan senjata atau alat. Cuma dibutuhkan sebuah lapangan
seperti yang dibatasi dengan garis dari kapur jadi beberapa kotak dengan
satu garis vertikal dan beberapa garis horizontal. Pemain yang bertahan
harus menghalangi tim yang mencoba melewati garis yang mereka jaga.
Pemain bertahan tidak boleh menginjakkan kaki di luar garis dan harus
mengandalkan kegesitan dan jangkauan tangan untuk menyentuh tim yang
menyerang. Pemain menyerang yang tersentuh pemain bertahan timnya akan
berganti menjadi tim bertahan.
3. Petak Umpet
Permainan yang bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak akan semakin seru. Dimulai dengan Hompimpa
untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari
teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan
mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap
tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya
bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang
berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di Jakarta ada
yang menyebutnya INGLO, di daerah lain menyebutnya BON dan ada juga yang menamai tempat itu HONG).
Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama,
misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15
atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing"
beraksi mencari teman-temannya tersebut.
4. Gatrik
Gatrik atau Tak Kadal adalah permainan seru untuk dua tim yang
bergantian memukul potongan bambu atau kayu berukuran kurang lebih 15 cm
dengan tongkat berukuran sekitar 30 cm. Potongan yang pendek ditaruh
melintang di antara dua batu, lalu salah satu pemain mengangkat dan
memukul sejauh mungkin dengan tongkat dan tim lain mencoba menangkap
potongan yang dilontarkan. Setelah itu, semua anggota tim bergantian
memukul bambu atau kayu pendek lewat sela di antara kaki dengan cara
menunduk sambil membelakangi kayu pendek itu. Setelah semua anggota tim
selesai memukul, maka titik tempat akhir kayu itu mendarat jadi awal
bagi anggota tim lain menggendong tim yang memukul kayu sampai ke titik
kayu pertama kali dilontarkan.
5. Egrang
Biasanya egrang, atau juga dikenal dengan nama jangkungan,
dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu yang harus dipotong dan
dilubangi untuk membuat pijakan kaki. Untuk menaiki egrang juga
dibutuhkan keseimbangan prima, terutama jika para pemain memutuskan
untuk berlomba adu cepat di atas egrang, tidak cuma sekadar
berjalan-jalan dengan egrang. Egrang juga terdiri dari beberapa jenis,
ada yang dibuat dengan pijakan kaki serta pegangan untuk tangan
pemainnya, bisa juga dibuat berupa pijakan kaki, sementara kayu atau
bambu yang dijadikan egrang diikat ke kaki pemainnya.
6. Bentengan
Untuk
bermain bentengan, dibutuhkan dua tim yang masing-masing menggunakan
satu tiang atau pohon sebagai benteng. Pemain dari kedua tim harus
saling mengejar dengan sebelumnya masing-masing pemain harus menyentuh
benteng mereka terlebih dahulu. Pemain yang waktu menyentuh bentengnya
lebih dekat dengan pemain lawan dapat menangkap pemain itu. Pemain yang
tertangkap harus menyentuh benteng lawan dan menunggu diselamatkan oleh
teman timnya. Jika lebih dari satu orang yang ditangkap, pemain dapat
membuat rantai manusia dengan cara saling menyentuh tangan. Sebenarnya,
obyek dari permainan ini adalah menyentuh benteng lawan tanpa sampai
tertangkap. Jika pemain satu tim dapat menyentuh benteng lawan tanpa
tertangkap, maka pemain itu harus berteriak "Benteng!"
7. Engklek
Di
Indonesia, permainan ini juga dikenal dengan nama dampu bulan atau
engklek. Sementara di luar negeri, permainan ini dikenal dengan nama
Hopscotch. Para pemain harus melompat dengan satu kaki melewati kotak
berupa garis yang digambar atau digoreskan di tanah. Masing-masing
pemain harus melemparkan lempengan batu atau kayu berbentuk pipih dari
garis start yang jaraknya satu kali lompatan dari garis pertama. Semakin
jauh permainan berjalan, lempengan masing-masing pemain harus
dilemparkan ke kotak yang lebih jauh dan pemain harus berjingkat
mencapai kotak itu untuk mengambil lempengan mereka. Pemain yang
menyentuh lempengan milik lawan, menginjak garis atau menjatuhkan kaki
yang diangkat akan mendapatkan hukuman dari para pemain lain.
8. Gasing
Obyek permainannya bisa bermacam-macam,
mulai dari mengadu berlama-lama memutar gasing, sampai memukul gasing
yang sedang berputar di dalam lingkaran. Bentuk gasing pun
bermacam-macam dan terbuat dari berbagai bahan, mulai dari kayu hingga
plastik. Untuk memutar gasing, pemain harus melilitkan tali lalu
melemparkan gasing untuk melepaskan lilitan tali itu. Semakin kuat
lemparan dan semakin bagus keseimbangan gasing, maka gasing dapat
berputar lebih lama atau bisa menolak hantaman gasing lain.
9. Layang-layang
Layang-layang
adalah salah satu permainan anak yang dikenal luas di seluruh dunia.
Untuk menerbangkan layang-layang diperlukan keahlian menarik benang agar
dapat terbang terbawa angin. Benang yang diikatkan ke layang-layang
juga merupakan faktor penting untuk menentukan keseimbangan
layang-layang saat di udara. Layang-layang sederhana dapat terbuat dari
dua batang kecil bambu dan kertas yang ditempelkan di rangka benang.
Tapi banyak juga yang dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran dari
berbagai bahan. Layang-layang dapat diterbangkan sambil menikmati angin
yang berhembus atau bisa juga untuk berlomba dengan mengadu dengan
layang-layang lain, yaitu berlomba memutuskan layang-layang lawan. Para
pemain yang mengadu layang-layang seringkali bahkan membuat sendiri
layang-layang jagoan mereka dan juga membuat benang khusus yang dilumuri
pecahan kaca untuk memutuskan benang lawan.
10. Bekel
Bekel
atau bekelan dapat dimainkan oleh dua sampai empat orang yang duduk
berdekatan dan bergantian memantulkan bola karet sambil mengambil
satu-persatu dari biji yang terbuat dari kuningan tanpa menyentuh biji
lain. Setelah itu pemain menjatuhkan kembali biji bekel yang sudah ia
pegang dan mulai membalikkan biji bekel hingga berdiri pada satu sisi.
Jika pemain itu gagal mendirikan biji bekel di sisi tertentu maka pemain
lain yang mengambil giliran berikutnya.
11. Kelereng
Nama
lain permainan ini adalah gundu. Permainan yang juga dikenal di banyak
negara di dunia ini punya beberapa peraturan, tetapi yang paling sering
dimainkan adalah dengan mengumpulkan kelereng dari beberapa pemain di
dalam suatu lingkaran. Para pemain kemudian berusaha mendorong kelereng
dalam lingkaran itu dengan cara melontarkan bola kaca yang disentil
dengan jari. Kelereng yang keluar dari lingkaran dalam jarak satu
jengkal tangan berhak diambil oleh pemain yang mengeluarkannya dari
lingkaran. Tetapi, kelereng pemukul juga harus berada di luar lingkaran,
karena jika berada dalam lingkaran kelereng itu juga dapat diambil oleh
pemain lain yang berhasil mengeluarkannya dari lingkaran.
12. Lompat Karet
Untuk
memainkan permainan ini, hal yang paling penting adalah membuat tali
dengan cara membuat rantai dari lingkaran karet gelang sehingga
memanjang. Untuk membuat tali yang kuat biasanya satu mata rantai karet
terdiri dari dua atau tiga karet. Kekuatan ini diperlukan karena rantai
karet yang digunakan tidak mudah putus jika tersangkut tubuh pemain.
Selain dapat dimainkan dengan meloncat mengikuti irama karet yang
diputar, rantai karet dapat dimainkan dengan cara di mana para pemain
bergantian melompati rantai karet yang ketinggiannya semakin naik
seiring jalannya permainan.
13. Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan
anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat
bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih
menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya
sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK -
SD). Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di
belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di
mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain
sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak
lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri
berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan
"gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena
salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka
lakukan.
14. Boi-Boian
Model permainan menyusun lempengan batu, biasanya diambil dari
pecahan genting atau pocelen yang berukuran relatif kecil. Bolanya
bervariasi, biasanya terbuat dari buntalan kertas yang dilapisi plastik,
empuk dan tidak keras, sehingga tidak melukai. Boi boian biasanya dimainkan oleh anak anak kecil. Satu orang sebagai
penjaga lempengan, yang lainnya kemudian bergantian melempar tumpukan
lempengan itu dengan bola sampai roboh semua. Setelah roboh maka penjaga
harus mengambil bola dan melemparkannya ke anggauta lain yang melempar
bola sebelumnya. Yang terkena lemparan bola yang gatian menjadi penjaga
lempengannya.
15. Pletokan
Pletokan adalah sebuah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan
pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau
kembang.Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi.
Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13
tahun. Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang
yang berada dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan
ini untuk menirukan adegan film.
0 komentar:
Posting Komentar